Sadar bahwa makin bertambahnya umur, makin berkurang nikmatnya.Tapi kalau dihitung antara nikmat dan nggak nikmatnya masih banyak nikmat yang kurasakan dari pada nggak nikmatnya. Mungkin karena pola makanku waktu remaja dulu kurang bagus, sekarang aku tanggung akibatnya.
Saat remaja dulu ( SMA ) aku punya langganan tukang bakso, namanya pak No, (aku tahun namanya setelah dia punya tempat mangkal, tendanya ada tulisannya Bakso pak No), karena saat itu dia masih berjualan pakai gerobak, dan rambutnya gondrong, maka aku memanggilnya Pak Gondrong. Dia tau kalau aku memanggilnya pak gondrong, tapi nggak masalah karena aku langganan setianya. Bagaimana nggak setia, setiap sore antara jam 4-5 dia pasti lewat depan rumah, karena rumahku agak menjorok ke dalam, jadi dia mukul mangkoknya amat sangat keras biar aku mendengarnya dan otomatis membelinya, dan nggak tanggung tanggung mayoritas penghuni rumahku penggila makan bakso, terutama aku yang saat itu harus makan 2 mangkok, belum saudara saudaraku. Yang saat ini kadang masih saya herankan... kok nggak ada bosannya saat itu, setiap hari makan bakso 2 mangkok....( yang makan saja heran,,,, apalagi yang mbayar??? Maksudnya my Mom hheheheh).
Jeleknya lagi, aku kalau makan bakso harus bening kuahnya dan asem,( kenapa ya dulu kok pak gondrong jual baksonya nggak menyediakan jeruk nipis? Kenapa harus cuka??). lha pengaruh pemakaian cuka saat itu baru kurasakan sekarang, gigiku mudah sekali hancur dan berlobang, padahal dari kecil aku hampir tidak pernah berhubungan dengan dr gigi, tapi sekarang? Untuk bulan ini saja sudah 3 kali perawatan gigi, belum yang lalu lalu..di Syukuri saja,,, Alhamdulillah giginya masih bisa dipakai makan, dari pada ompong???
0 komentar:
Posting Komentar