Hari sabtu sore kira kira jam setengah empat, HP ku berbunyi, aku mendapat sms dari bu Mamik kepala sekolah SD Mujahidin tempat anak anakku bersekolah, dengan sedikit curiga dalam hatiku berkata, ada masalah apa di sekolah?? Kok tumben sore sore bu Mamik kirim sms, karena kebetulan aku ketua komite di sekolah tersebut, jadi biasa kita membicarakan masalah sekolah lewat sms.
Ketika ku baca isi smsnya, Astaghfirullah hal adziem, badanku lemes seketika. Isi sms tersebut “ Bu, mohon bantuan doanya untuk adik Laila yang sekarang di ICU dalam keadaan koma”.Ibu laila adalah adik ipar bu mamik, yang kebetulan sama sama wali murid di sd mujahidin, putranya yang no 2 dari Kelompok bermain sampai Sd kelas 3 satu kelas dengan anakku, dan kebetulan di waktu gadisnya dulu, bu laila menjadi guru privat keponakan keponakanku, jadi dari rasa dan hati menjadi dekat seperti saudara.
Saat itu juga aku telpun bu mamik untuk menanyakan sebab musababnya, dari cerita bu mamik, ternyata bu laila hari ahad subuh sekitar jam 3 mengalami kecelakaan di Bangil, dan sekarang di opname di dr Soetomo. Segera ku kabarkan berita tersebut ke suami dan temen temen yang mengenal bu laila, akhirnya kita sepakat hari ahad pagi jam 10 kita besuk di RS, saat itu kami berlima. Karena di ruang ICU jadi kami harus bergiliran masuk satu satu, antri dengan keluarga pasien yang lain. Jadi kita diajak melihat kondisi bu laila dari jendela samping kamar, saat itu aku melihat dari jauh memang kondisinya seperti orang tidur biasa, dengan dipasang berbagai macam alat, tidak ada luka, yang ada hanya lebam di muka bagian kanan, saat itu banyak dokter berkumpul disekitar tempat tidur bu laila, aku bacakan doa untuk kesembuhannya dari luar jendela, disaat aku selesai membaca doa, ternyata adik laki laki bu laila ada disebelahku dan mendengar doaku, dia langsung bilang,”” bu ida, sebetulnya menurut dokter kemarin, kondisi mbak laila sudah tidak ada harapan lagi, sangat tipis, jadi tinggal satu satu harapan hanya mu’jizat dari Allah, karena para dokter sudah menyerah, malah kemarin sore sempat jantungnya berhenti beberapa saat. Jadi saran dokter, keluarga tinggal mendoakan dan ikhlas,””. Astaghfirullah hal adziem... seperti disambar petir, badanku langsung bergetar, lemas dan tanpa kusadari aku menangis, Iya, memang dari membaca sms kemarin, bayanganku bahwa komanya bu laila hanya sementara, malah ada temen yang berhalangan besuk hari itu akan membesuk kalau sudah pindah di kamar, dalam arti harapan kami bu laila akan sembuh, malah suamiku sudah berpesan, kalau bu laila sudah pindah kamar dan memerlukan terapi memulihkan memori, aku yang disuruh suamiku untuk membantu melatihnya dengan datang tiap hari di rumah sakit.
Ya Allah, aku langsung sadar, Allah akan menguji seseorang sesuai dengan kesanggupannya, tambah tinggi iman seseorang, akan makin besar cobaannya dan kita semua harus sabar dan ikhlas dengan cobaan dari Allah. I Allah semua ada hikmahnya yang masih merupakan rahasia Allah.
Senin pagi aku beraktivitas seperti biasa, karena hari senin biasanya memang agak padat aktivitasnya, jam 9 aku berencana akan mendaftarkan sekolah anakku yang no 2 di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, yang kebetulan hari itu hari terakhir pendaftaran, aku berniat setelah mendaftar, pulangnya akan mampir di RS untuk membesuk bu laila kembali. Saat di jalan aku mendapat telpun dari IIS temenku, mengabarkan kalau baru saja bu Laila meninggal dunia, Innalillahi wa inna ilaihi roji’un, aku ikhlas, karena sewaktu sholat lail aku sudah mendoakan agar Allah memberikan mengambilnya kembali.
Akhirnya tujuanku ke SMA muhammadiyah aku pending dulu, aku ke rumah sakit dulu sebentar, setelah nego dengan suami, Alhamdulillah suamiku mau mendaftarkan sekolah tanpa aku dampingi. Karena aku mau ikut memandikan, kemudian menyolatkan, karena rencana akan di makamkan di lamongan, jadi aku hanya bisa mengantar sampai di masjid RS dr Soetomo, setelah disholatkan, jenazah langsung di berangkatkan ke lamongan.
Selamat jalan bu laila, insya Allah khusnul khotimah, karena memang engkau saudaraku yang bener bener baik, sabar, istiqomah, sholihah, banyak ilmu yang ku peroleh selama bersahabat denganmu. Ternyata engkau lebih dahulu menghadap Allah, sesuai dengan keinginanmu, bahwa kalau meninggal di waktu muda enak, karena tidak banyak dosa. Doaku untukmu.. Allahhumma firlaha war khamha wa aafinii wa’fu anha. Allahumma laa tafrimna ajroha walaa taftina ba’daha waghfirlanaa walaha.
0 komentar:
Posting Komentar